Diduga Dapat Asupan Dari Perusahaan Susi Air Kadishub Perintahkan Anggota Pantau Bandara Tempuling

Foto liputan khusus
Handalnews Riau, Pekanbaru - Menindak lanjuti pemberitaan terkait kondisi bandar udara Tempuling yang terletak di desa Sungai Salak Kabupaten Inhil Provinsi Riau yang cukup memprihatinkan, Tim awak media dan LSM yang langsung turun ke lokasi bandara Tempuling menduga kepala Dinas Perhubungan kabupaten Indragiri Hilir ( Inhil ) dapat jatah dari perusahaan Susi Air yang kian aktif memantau penerbangan Susi Air selama ini dan mengatur anggotanya untuk pengamanan di bandara Tempuling.
Rabu 17/02/2021 saat Tim awak media dan LSM turun memantau kegiatan penerbangan di bandara Tempuling tersebut, Tim mendapati 3 orang anggota Dishub Inhil sedang bertugas di pos darurat bandara 1 orang lagi pintu depan gedung.
Dikonfirmasi terkait keberadaan mereka dilapangan, salah seorang anggota Dishub Inhil yang tidak ingin namanya disebutkan menuturkan tidak lain mereka hanya menjalankan perintah atasan saja.
"Kita hanya menerima perintah dari pimpinan pak, makanya kita setiap hari Rabu kita di perintahkan kesini untuk memantau keberangkatan pesawat Susi Air dan menerima kehadiran pesawat dari Pekanbaru". tegas salah satu anggota Dishub Inhil
Dikonfirmasi lagi sebatas mana kewenangan petugas Dishub di bandara Tempuling? anggota Dishub yang bertugas saat itu menjawab hal yang sama,
"Kita ditugaskan hanya untuk menjaga dan memantau aja pak lain dari itu tidak ada".ucapnya
Tak sampai disitu Tim terus mengkonfirmasi. mengapa mereka tidak mencek calon penumpang yang akan berangkat ke Pekanbaru dengan mengunakan alat X-Rey? Lagi-lagi jawaban nya sama mereka hanya menjalankan tugas dari atasan terkait pengoperasian Bandara tempuling yang sebenarnya sudah tidak layak lagi dilihat dari kondisi Bandara tersebut dan mereka juga tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa calon penumpang, apa lagi dengan mengunakan alat X-Rey.
Penasaran dengan jawaban anggota Dishub di bandara Tempuling, Kamis 18/02/2021 Tim kembali menyambangi kantor Dinas Perhubungan yang berada dijalan Baharuddin Yusuf no 33 Inhil.
Bertandang ke kantor Dishub Inhil, Tim diterima sekretaris Dishub (Nawawi) didampingi Plt kepala seksi bidang angkutan (Rianto) diruangannya.
Dikonfirmasi Rianto menyampaikan terkait keberadaan anggota Dishub di bandara Tempuling merujuk dari pada undang-undang nomor 23 tahun 2014.
Bahkan untuk gaji 4 orang anggota yang diutus kesana sesuai dengan perintah yang di terima dari pimpinan (kepala dinas).
"Saya juga banyak mengeluarkan uang buat anggota yang kita kirimkan di bandara Tempuling, mulai dari makan , minum dan gaji mereka itu saya bayar dengan uang pribadi saya" tegas Rianto .
Diakhir penyampaiannya Tim menyinggung mengenai keberadaan anggota Dishub yang berada dibandara Tempuling terkait tugas dan fungsi mereka serta tidak adanya pemeriksaan dan pengawasan yang ketat lebih lanjut terhadap penumpang yang akan berangkat.
"intinya kita hanya sebatas memantau penerbangan di bandara Tempuling, terkait syarat penerbangan yang mengharuskan calon penumpang harus mendapatkan ' Antigen ' dan calon penumpang harus diperiksa memakai alat X-Rey, itu diluar kewenangan kami pak". tegas Rianto
Tim menduga, meskipun syarat dan ketentukan penerbangan tidak terpenuhi di bandara Tempuling sesuai penjelasan PERMENHUB No.KM 11 Tahun 2010 BAB V mengenai rencana induk yang merujuk pada Pasal 17 ayat (2) tentang fasilitas pokok sebagai mana dimaksud huruf a, b dan c, juga mengigat kondisi lapangan pacu bandara rusak parah dan dipenuhi semak belukar serta kondisi gedung sudah tidak karuan, Kadishub Inhil tetap memaksakan anggotanya memantau aktifitas penerbangan di bandara Tempuling.
Dari uraikan diatas, Tim menduga kadishub Inhil mendapatkan jatah dari perusahaan Susi Air, bahkan mengenyampingkan resiko keselamatan calon penumpang dan pelanggaran hukum yang akan terjadi seperti penyelundupan Narkoba mengingat banyak nya pelabuhan tikus didaerah tersebut.
Kedepannya Tim akan menelusuri sampai tuntas terkait siapa saja yang terlibat akan beroperasinya bandara Tempuling yang kita ketahui sudah tidak layak pengoperasian bahkan dapat dikatakan sangat-sangat memprihatinkan.
(Tim/Red)
Bersambung ......
Lipsus
Komentar Via Facebook :